Twitter Facebook MySpace YouTube RSS Feed

Subdialek Sasak Ragam Low di Kopang Lombok Tengah

1. Latar Belakang
Pulau Lombok merupakan salah satu nama pulau yang terdapat di Indonesia. Bahasa yang dipakai oleh penduduk asli dipulau ini adalah bahasa Sasak di samping bahasa Indonesia. Bahasa Sasak memiliki lima dialek yaitu Meno-Mene, Ngeno-Ngene, Ngeto- Ngete, Kuto-Kute, dan Meriaq-Meriqu. Dialek Meno-Mene memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan dialek Ngeno-Ngene, Ngeto- Ngete, Kuto-Kute, dan Meriaq-Meriqu. Uniknya tersebut terletak pada penguasaan penuturnya yaitu hampir seluruh penduduk Lombok yang mengaku penutur bahasa Sasak, menguasi dialek Meno-Mene. Artinya, penutur dialek Ngeno-Ngene, Ngeto- Ngete, Kuto-Kute, dan Meriaq-Meriqu di samping menguasi dialek mereka masing-masing juga menguasai dialek Meno-Mene. Namun penutur dialek Meno-Mene belum tentu menguasai dialek Ngeno-Ngene, Ngeto- Ngete, Kuto-Kute, dan Meriaq-Meriqu. Oleh Karena itu, bahasa Sasak dialek Meno-Mene disebut sebagai bahasa Nasional Lombok oleh penduduk Lombok sendiri.
Sayangnya keberadaan dialek Mene-Mene ini sulit dilacak dokumentasinya. Dengan demikian, sudah barang tentu usaha untuk pendokumentasiannya penting. Di antara yang belum terdokumetasikan dari dialek tersebut adalah variasi bunyi bahasanya. Variasi bunyi bahasa adalah ragam bunyi bahasa yang diujarkan oleh penutur bahasa terkait. Biasanya, satu dialek memiliki beberapa sub dialek dalam satu sub dialek biasanya terdapat ragam bunyi bahasa. Dialek Meno-Mene adalah contohnya.
Dialek Meno-Mene memiliki sub-sub dialek, diantaranya adalah sub dialek Kopang, sub dialek Praya, sub dialek Kuripan, sub dialek Sengkerang, dan sub dialek Mujur. Di antara sub dialek tersebut, terdapat keunikan pada penggunaannya diperbatasan Kopang yakni antara Kopang (nama Kecamatan) dan Batukliang (nama Kecamatan). Keunikannya yaitu terdapat variasi bunyi anatara dusun yang bersebelahan. {apo} di dusun colok, {Apɘ} di dusun Bujak, {ԑpԑ} di dusun Bakong, {ɘpɘ} di dusun Kopang Rembige untuk glos {apa}. Contoh lain {awu-awu} di dusun colok, { kelawu} di dusun Bujak, { ɘwu- ɘwu} di dusun Bakong, {ɘwu- ɘwu} di dusun Kopang Rembige untuk glos {abu}
Hal tersebut menarik perhatian peneliti untuk melakukan kajian lebih mendalam terkait dengan variasi bunyi yang terdapat di daerah Kopang tersebut. Setelah penelitian ini dilakukan, diharapkan dapat dijadikan sebagai penambah wawasan (referent) bagi keilmuan Linguistik dan tentunya sebagai dokumetasi untuk pelestarian Budaya. Karena bagaimanapun bahasa adalah bagian dari Budaya. Sebuah budaya jika tidak dilestarikan dengan baik, dikhawatir budaya tersebut akan bergeser atau bahkan punah. Dalam hal yang demikian, dibutuhkan kesadaran masyarakat untuk terus melestarikan budayanya masing-masing. Namun pada hakekatnya, bukan hanya masyarakat sendiri yang dapat melestarikan budayanya, tetapi orang lain pun bisa. Salah satu caranya adalah melalui penelitian yang selanjutnya dijadikan dokumentasi. Dengan demikian, secara tidak langsung penelitian ini sudah ikut membantu pelestarian budaya yang terdapat di Lombok Tengah

2. Masalah
2.1 Jangkaun Masalah
Masalah-masalah yang bisa dikaji dari variasi bunyi dialek Meno-Mene tentu tidak hanya satu. Secara umum peneliti menggabungkan kedalam tiga masalah yang selanjutnya disebut sebagai Jangkaun masalah yaitu
2.1.1 Struktur variasi bunyi
Struktur variasi bunyi membahas tentang unsur pembentuk bunyi-bunyi bahasa.
2.1.2 Klasifikasi variasi bunyi
Klasifikasi variasi bunyi membahas tentang pengelompokan bunyi-bunyi bahasa
2.1.3 Penggunaan variasi bunyi
Penggunaan variasi bunyi membahas tentang fungsi bunyi bahasa tersebut diujarkan.

3. Batasan Masalah
Dari tiga jangkaun masalah di atas, peneliti hanya mengambil satu masalah saja yang menurut peneliti lebih banyak manfaatnya. Selain itu, waktu dan kemampuan peneliti juga harus dipertimbangkan. Satu masalah yang akan peneliti kaji tersebut adalah Struktur variasi bunyi – dalam hal ini – bahasa Sasak dialek Meno-Mene sub dialek Kopang.

4. Rumusan Masalah
Bagaimana bentuk struktur variasi bunyi bahasa Sasak dialek Meno-Mene sub dialek Kopang?

5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dilakukan dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
5.1 Tujuan Umum
Mendeskripsikan perubahan bunyi bahasa Sasak dialek Meno-Mene sub dialek Kopang
5.2 Tujuan Khusus
Mendeskripsikan bentuk variasi bunyi bahasa Sasak dialek Meno-Mene sub dialek Kopang
6. Manfaat Penelitian
Penelitian yang baik adalah penelitian yang memberikan banyak manfaat. Banyak tidaknya manfaat penelitian dilihat dari dua sudut yang berbeda yaitu secara teoritis dan praktis. Manfaat secara teoritis sifatnya keilmuan sedangkan secara praktis sifatnya fungsional (implementatif ). Terkait dengan itu, peneliti menjabarkan manfaat penelitiannya sebagai berikut
6.1 Teoritis
Memberikan tambahan pengetahuan tentang kasus-kasus variasi bunyi di Nusantara
6.2 Praktis
6.2.1 Peneliti
Bagi peneliti sendiri, penelitian ini dapat memberi tambahan wawasan keilmuan tentang variasi bunyi bahasa Sasak dialek Meno-Mene sub dialek Kopang dan tambahan pengalaman dalam penelitian bahasa.
6.2.2 Masyarakat
Bagi masyarakat daerah Kopang Lombok Tengah sendiri, penelitian ini dapat menjadi dokumentasi dan pelestarian budaya. Sedangkan bagi masyarakat umum, penelitian ini dapat menjadi pembanding terhadap varaisi bunyi bahasa yang mereka pakai
6.2.3 Universitas Kanjuruahan Malang
Bagi Universitas Kanjuruahan Malang, penelitian ini dapat menjadi penunjang kualitas kampus di bidang penelitian bahasa


6.2.4 Pemerintah
Bagi pemerintah, penelitian ini dapat menjadi penguat identitas bangsa. Selanjutnya untuk disumbangkan kepada Pusat Bahasa setempat.

7. Penegasan Istilah
 Variasi bunyi bahasa: ragam bunyi bahasa yang diujarkan oleh penutur bahasa terkait. Variasi bunyi bahasa di sini tidak sampai membedakan makna, hanya tertaut pada fonetiknya saja.
 Dialek Meno-Mene: Salah satu nama atau sebutan dialek yang dipakai oleh sebagian besar penutur bahasa di Lombok Tengah
 Sub dialek Kopang: salah satu sub dialek dari beberapa sub dialek yang dimiliki oleh dialek Meno-Mene
 Kopang: Nama atau sebutan daerah tempat penelitian berlangsung, yang selanjutnya dipakai untuk mewadahi nama klasifikasi variasi bunyi bahasa tersebut.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright: Blog Trik dan Tips - http://blogtrikdantips.blogspot.com/2012/04/cara-membuat-burung-terbang-twitter.html#ixzz1wvdLqFy3 Tolong sertakan link ini jika mengkopi artikel diatas. Terima kasih