Twitter Facebook MySpace YouTube RSS Feed

ANALIASI STRATA PUISI “PERUT WAKTU” KARYA BAKDI SOEMANTO

 Oleh: Ramadhan

1.      Kata Pengantar
            Biografi Pengarang
C. Soebakdi Bakdi Soemanto, lahir tanggal 29 Oktober 1941 di Sala. Meraih predikat S-1 di UGM dengan jurusan Sastra Inggris, kemudian melanjutkan studinya ke tingkat S-2 dengan jurusan Sastra Indonesia dan Jawa pada tahun 1985. Ia menyelesaikan S-3 nya 2001 dan berhasil meraih gelar profesor pada tahun 2004 di Fakutas Ilmu Budaya, UGM. Selama tiga semeter Ia bertugas sebagai dosen tamu di Oberlin College, Ohio, dan Northern Illionis University, Chicago (1986-1987) memberikan kuliah sastra Indonesia lewat terjemahan. Sekarang Ia adalah dosen tetap di jurusan Sastra Inggris, Fakutas Ilmu Budaya, UGM dan Pengkajian Seni Pertunjukan serta Pengkajian Amerika, Sekolah Pasca Sarjana UGM, serta Pasca Sarjana UNDIP, Semarang dan STSI, Sala.    
            Sejak belum menjadi mahasiswa Bakdi suka menulis puisi dan cerpen. Puisinya dimuat dalam majalah Horison, majalah Basis, harian Kedaulatan Rakyat. Kumpulan puisinya yang sudah dibukukan yaitu Tonggak dan Tugu juga beberapa puisinya sudah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dalam On Foreign Shore terbitan Lontar.      

            Alasan Pememilihan Puisi
Saya memilih puisi Perut Bumi Karya Bakdi Soemanto, karena saya rasa puisi ini cocok dianalisis dengan Analisis Strata, mengapa? Karena dalam puisi ini terdapat semua lapis yang membangun puisi, mulai dari lapis bunyi sampai pada lapis metafisisk. Maka, setelah itu saya menjadikan puisi ini sebagai pemenuhan tugas kuliah.

2.      Parafrese

Dari dalam waktu, lahirlah kehidupan yang berhadapan dengan lapar, haus dan kefanaan, ia terkapar. Pada suatu kala kehidupan menyantap makanan. Ia berada dalam kenikmatan yang terus menerus. Pada suatu waktu kehidupan dirangsang dengan ide yang membuatnya harus berhadapan dengan keterbatasan sehingga menjadikannya sengsara. Tragedy adalah kehidupan yang dicumbu waktu sekaligus dibunuh pelan-pelan oleh waktu.

3. Analisis Strata

3.1. Lapis Bunyi
  • Vocal yang dominan yaitu fonem /a/ dan /i/
  • Konsonan yang dominan yaitu fonem /r/ dan yang mempunyai hambatan kecil
§  Repitisi kata “dari” pada bait pertama, kedua dan ketiga.
§  Kata “kehidupan” merupakan simbol untuk menyatakan manusia
           
      3.2. Lapis Arti
§  Arti Perkata
waktu: `seluruh rangkaian saat`
            kehidupan: `hal tentang hidup`
            kefanaan: `hal sesuatu yang tiadak kekal`
            ide: `rancangan yang dipikiran            `          
            tragedi: `kejadian yang menyedihkan`

§  Arti Perkalimat
Dari Perut Waktu lahirlah kehidupan: `di saat waktu terus berjalan terlahir manusia`.
Berhadapan dengan lapar haus dan kefanaan: yang akan mengalami rasa lapar, haus dan sakit.
            Ia terkapar: dia tergeletak.
Dari rahim waktu kehidupan menyantap makanan: `disaat waktu terus berjalan manusia menikmati makanannya`.
Ia berhadapan dengan kenikmatan membelenggu: `Ia sungguh berada dalam lingkaran kenikmatan`.
Dari jiwa sang waktu kehidupan dirangsang ide berhadapan dengan keterbatasan: `disaat waktu terus berjalan manusia terus berkehendak sehingga sesuatu bisa memebatasinya`.

  • Arti Perbait  
Bait pertama: dalam kurun waktu manusia terlahir manusia, ia kadang akan merasakan lapar, haus, dahaga dan merasakan kesakitan.
Bait kedua: dalam kurun waktu manusia dapat merasakan kenikmatan yang terus menerus.
Bait ketiga: dalamkurun waktu manusia akan selalu mempunyai kehendak yang yang dibatasi oleh kesengsaraan mereka.
Bait keempat: tragedi adalah keadaan manusia yang berlarut-larut dalam yang panjang yang terus terkikis dan secara pelan-pelan manusia itu akan tiba pada kematian.

3.2. Lapis Objek
Waktu, kehidupan, makanan, kehidupan.

3.3. Lapis Sudut Pandang
Manusia di pandang sebagai mahluk yang tidak merasa puas.

3.4. Lapis Metafisik.
Waktu akan terus berjalan begitu saja sementara manusia menjalankan waktunya untuk melakukan kehendaknya, manusia tidak akan pernah merasa puas sampai dia mendapatkan suatu kecelakaan akibat perbuatannya (keserakahannya). Maka setelah itu, tinggal menunggu waktunya dia akan mati.

4.      Kesimpulan
Puisi cukup bagus, karena dibagun dengan beberapa lapis yang harus ada dalam puisi, hanya saja dalam lapis bunyi, bunyi yang membangun puisi ini kurang menarik, kurang daya estetiknya, jadi kesannya sederhana. Namun isi dari puisi cukup bagus yaitu meneceritakan manusia yang tak pernah puas, sehinggga dengan sikap itu manusia akan mendapatkan kesengsaraan, sehingga akan ia bisa mati karenanya. 






Lampiran Puisi

Perut Waktu

Dari Perut Waktu
lahirlah kehidupan
berhadapan dengan lapar
haus dan kefanaan
Ia terkapar.

Dari rahim waktu
kehidupan menyantap
makanan.
Ia berhadapan dengan kenikmatan
membelenggu.

Dari jiwa sang waktu
kehidupan dirangsang ide
berhadapan dengan
keterbatasan
ia sengsara.

Tragedi adalah
kehidupan yang dicumbu waktu
sekaligus dibunuhnya
pelan-pelan

[1975]

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright: Blog Trik dan Tips - http://blogtrikdantips.blogspot.com/2012/04/cara-membuat-burung-terbang-twitter.html#ixzz1wvdLqFy3 Tolong sertakan link ini jika mengkopi artikel diatas. Terima kasih