Kajian Puisi dengan Model Taba
1. Pengantar
“Presiden Boleh Pergi-Presiden Boleh Datang” adalah sebuah puisi yang ditulis oleh penyair terkenal Taufik Ismail. Puisi ini saya pilih sebagai salah satu materi untuk membelajarkan puisi di SMA dengna model Taba. Puisi ini cocok dibelajarkan dengan model taba sebab dalam puisi tersebut tersimpan beberapa masalah yang terjadi dinegeri ini.
Model Taba yang dirumuskan oleh Hilda Taba merupakan salah satu model pembelajaran puisi yang berorientasi pada proses. sebab model ini dikembangkan untuk sarana berfikir kritis bagi siswa, sehingga pola pengembangannya bersifat induktif.
Di bawah ini akan saya jelaskan pelaksanaan pembelajarn puisi ““Presiden Boleh Pergi-Presiden Boleh Datang”dengan menggunakan model Taba.
2. Penerapan Model Taba untuk puisi “Syair Empat Kartu Di Tangan”
2.1 Siwa membaca Puisi “Syair Empat Kartu Di Tangan”.
Salah seorang atau beberapa siswa secara bergiliran membaca puisi “Presiden Boleh Pergi-Presiden Boleh Datang” di depan kelas, sementara yang lain menyimak pembacaan puisi tersebut dengan khidmat. Hal ini dimaksudkan agar siswa mempunyai sifat menghargai pembacaan puisi, sebab tidak semua orang bisa menghargai pembacaan puisi yang dibacakan. Di sisi lain, mengapa siswa yang harus membaca , bukan guru? Jawabannya tidak lain yaitu karena siswalah yang akan mengapresiasi puisi bukan guru. Juga di samping itu, dengan pembacaan puisi oleh siswa, secara tidak langsung guru sudah membelajaran keterampilan membaca puisi kepada siswa yang tidak setiap orang bisa membaca puisi dengan baik.
Kita tidak bisa menafikan bahwa puisi tidak cukup difahami dengan dengan membaca atau mendengarkan sekali, terlebih lagi puisi tersebut panjang seperti puisi “Presiden Boleh Pergi-Presiden Boleh Datang” ini, sehingga saya menghimbau agar guru memberikan selebaran puisi kepada setiap siswa setelah pembacaan puisi selesai.
2.2 Menghimpun Masalah
Menghimpun masalah adalah langkah kedua setelah membaca puisi yang harus dilalui dalam model Taba. Menghimpun masalah ini merupakan sumbang saran dari siswa. Artinya siswa menyampaikan gagasan atau pendapat tentang masalah yang terdapat dalam puisi. Pada proses ini guru bertugas untuk memancing agar siswa dapat menghasilkan banyak sumbang saran, sebab kalau tidak, dikhawatirkan kelas akan menjadi sepi seperti kuburan. Jadi peran guru sangat penting dalam proses ini.
Hal yang dapat dilakukan oleh guru yaitu mengajak siswa untuk menemukan masalah-masalah yang terdapat dalam puisi. Bisa saja dengan menggiring siswa melihat kalimat demi kalimat dalam puisi. Misalnya, guru dapat mengatakan “anak-anak, coba kita lihat bersama puisinya, di dalamnya ada beberapa masalah yang terjadi dinegeri ini, coba kalian temukan apa saja masalah tersebut”.
Maka, siswa akan berusaha untuk menemukan masalah yang ditanyakan oleh gurunya. Masalah-masalah yang bisa ditemukan oleh siswa dari puisi tersebut di antaranya
No | Masalah | Acuan |
1 | Indonesia pernah mengalami perubahan masa, dari orde lama ke orde baru | Sebuah orde tenggelam sebuah orde timbul |
2 | Pada dua orde yang pernah ada di Indonesia, banyak menimbulkan masalah, tetapi ada pihak yang selalu beruntung dari dua orde tersebut | tapi selalu saja ada suatu lapisan masyarakat di atas gelombang itu selamat Mereka tidak mengalami guncangan yang berat Yang selalu terapung di atas gelombang |
3 | Hukum di Indonesia tidak mampu menangani kasus-kasus orang besar/petinggi negara (artinya banyak sogok-menyogok) | Seseorang dianggap tak bersalah sampai dia dibuktikan hukum bersalah |
4 | Orang bisa mengelak dari jeratan hukum | Seseorang dianggap tak bersalah sampai dia dibuktikan hukum bersalah |
5 | Petinggi negara banyak yang korupsi | Seorang pegawai tinggi gajinya satu setengah juta rupiah Di garasinya ada Volvo hitam, BMW abu‐abu, Honda metalik, dan Mercedes merah |
6 | Pejabat negara hanya memperkaya diri dan keluarga saja | Anaknya sekolah di Leiden, Montpellier dan Savana Rumahnya bertebaran di Menteng, Kebayoran dan macam‐macam indah Anak‐anaknya pegang dua pabrik, tiga apotik dan empat biro jasa Selain sepupu dan kemenakannya buka lima toko onderdil, lima biro iklan, dan empat pusat belanja |
7 | Petinggi negara suka berpoya-poya | Setiap semester ganjil istri terangnya belanja di Hongkong dan Singapura |
8 | Para petinggi negara ada yang berhati bejat | Setiap semester genap istri gelapnya liburan di Eropa dan Afrika |
9 | Memanfaatkan fasilitas negara hanya untuk memperkaya diri dan keluarga saja | Anak‐anaknya pegang dua pabrik, tiga apotik dan empat biro jasa Selain sepupu dan kemenakannya buka lima toko onderdil, lima biro iklan, dan empat pusat belanja |
10 | Indonesia pernah mengalami krisis moneter (menurunnya nilai rupiah) | Ketika rupiah anjlok terperosok, kepeleset macet dan hancur jadi bubur, jumlah rupiahnya melesat sepuluh kali lipat Krisis makin menjadi‐jadi |
11 | Harga rupiah menurun, namun para pejabat bersuka ria, sebab mereka sudah mempeunyai dolar yang banyak, jadi semakin rupiah menurun semakin kaya mereka | Ketika rupiah anjlok terperosok, kepeleset macet dan hancur jadi bubur, dia, hah! dia ketawa terbahak‐bahak karena depositonya dolar Amerika semua |
12 | Kemiskinan menimpa Indonesia | jumlah rupiahnya melesat sepuluh kali lipat |
13 | Kemiskinan di Indonesia bertambah parah | Krisis makin menjadi‐jadi Di mana‐mana orang antri |
Rakyat melarat namun dikasih hanya secuil dari kekayaan pejabat | Maka 100 kotak kantong plastik hitam dia bagi‐bagi Isinya masing‐masing: Lima genggam beras, empat cangkir minyak goreng, dan tiga bungkus mie cepat jadi | |
14 | Ketidakpedulian orang terhadap rakyat kecil | Peristiwa murah hati ini diliput dua menit di kotak televisi dan masuk koran halaman lima pagi sekali |
15 | Indonesia terus dilanda kemiskinan, namun pejabat negara tidak peduli akan hal itu, mereka hanya mementingkan dan memperkaya diri sendiri saja. | Gelombang mau datang, Datang lagi gelombang setiap bah air pasang Dia senantiasa terapung di atas banjir bandang Banyak orang tenggelam toh mampu timbul lagi lalu ia berkata sambil berdiri: Yaaa... masing‐masing kita kan punya rejeki sendiri‐sendiri |
16 | Penegak hukum tidak tegas. Dan hukum tidak adil | Kekayaan... tidak jadi diperiksa Kakayaan... mau diperiksa Kekayaan... tidak jadi diperiksa Kakayaan... mau diperiksa Kekayaan... tidak jadi diperiksa Kakayaan... mau diperiksa |
17 | Dan lain-lain |
Setiadknya itulah beberapa masalah yang bisa diserap untuk dijadikan sumbang saran oleh siswa dari puisi “Presiden Boleh Pergi-Presiden Boleh Datang”. Namun tidak menutup kemungkinan masalah-masalah lain bisa lebih banyak lagi yang didapatkan karena kekritisan siswa. Hanya saja di atas sekadar contoh saja sebagai gambaran penerapan model Taba.
2.3 Pengelompokan Data
Pada tahap ketiga ini, guru dan siswa bersama-sama mengelompokkan data yang sudah ada menjadi dua kelompok data. Tahap ini bertujuan untuk memfokuskan pemikiran siswa agar tidak mengambang kemana-mana, sehinggatujuan pembelajaran terarah. Selain itu, juga bisa mempermudah siswa untuk memahami puisi.
Tahap ini dilakukan dengan menyatukan data-data yang sejenis. Sebagai cotoh
Pembagian Kelompok | Kategori Kelompok | Acuan |
Kelompok I Pejabat negara yang bejat | 1. Pada dua orde yang pernah ada di Indonesia, banyak menimbulkan masalah, tetapi ada pihak yang selalu beruntung dari dua orde tersebu 2. Penegak hukum di Indonesia tidak mampu menangani kasus-kasus orang besar/petinggi negara (artinya banyak sogok-menyogok) 3. Pejabat bisa mengelak dari jeratan hukum 4. Petinggi negara banyak yang korupsi 5. Pejabat negara hanya memperkaya diri dan keluarga saja 6. Petinggi negara suka berpoya-poya 7. Para petinggi negara suka bermain wanita 8. Memanfaatkan fasilitas negara hanya untuk memperkaya diri dan keluarga saja 9. Harga rupiah menurun, para pejabat bersuka ria, sebab mereka sudah mempeunyaqi dolar yang banyak, jadi semakin rupiah menurun semakin kaya mereka 10. Penegak hukum tidak tegas. Dan hukum tidak adil | - tapi selalu saja ada suatu lapisan masyarakat di atas gelombang itu selamat - Mereka tidak mengalami guncangan yang berat Yang selalu terapung di atas gelombang Seseorang dianggap tak bersalah sampai dia dibuktikan hukum bersalah Seseorang dianggap tak bersalah sampai dia dibuktikan hukum bersalah Seorang pegawai tinggi gajinya satu setengah juta rupiah Di garasinya ada Volvo hitam, BMW abu‐abu, Honda metalik, dan Mercedes merah - Anaknya sekolah di Leiden, Montpellier dan Savana Rumahnya bertebaran di Menteng, Kebayoran dan macam‐macam indah - Anak‐anaknya pegang dua pabrik, tiga apotik dan empat biro jasa Selain sepupu dan kemenakannya buka lima toko onderdil, lima biro iklan, dan empat pusat belanja Setiap semester ganjil istri terangnya belanja di Hongkong dan Singapura Setiap semester genap istri gelapnya liburan di Eropa dan Afrika Anak‐anaknya pegang dua pabrik, tiga apotik dan empat biro jasa Selain sepupu dan kemenakannya buka lima toko onderdil, lima biro iklan, dan empat pusat belanja Ketika rupiah anjlok terperosok, kepeleset macet dan hancur jadi bubur, dia, hah! dia ketawa terbahak‐bahak karena depositonya dolar Amerika semua Kekayaan... tidak jadi diperiksa Kakayaan... mau diperiksa Kekayaan... tidak jadi diperiksa Kakayaan... mau diperiksa Kekayaan... tidak jadi diperiksa Kakayaan... mau diperiksa |
Kelompok II Rakyat Indonesia yang melarat | 1. Kemiskinan menimpa Indonesia 2. Kemiskinan di Indonesia bertambah parah 3. Rakyat melarat namun dikasih hanya secuil dari kekayaan pejabat 4. Ketidakpedulian orang terhadap rakyat kecil | jumlah rupiahnya melesat sepuluh kali lipat Krisis makin menjadi‐jadi Di mana‐mana orang antri Maka 100 kotak kantong plastik hitam dia bagi‐bagi Isinya masing‐masing: Lima genggam beras, empat cangkir minyak goreng, dan tiga bungkus mie cepat jadi Peristiwa murah hati ini diliput dua menit di kotak televisi dan masuk koran halaman lima pagi sekali |
2.4 Menamai Kategori
Langkah berikutnya yaitu menemai kategori. Menamai kategori adalah memberi nama masalah pada kelompok data yang sudah dikelompokkkan menjadi dua di atas. Ini dimaksudkan untuk mempermudah proses pembelajaran semata, adapun tujuannya yaitu merumuskan tema puisi yang akan dibelajarkan. Tema yang sudah dirumuskan nantinya akan dijadikan materi pembelajaran dalam pertemuan saat itu . Berikut terapannya menurut data di atas
Di atas, sudah dikelompokkan dua data sejenis yaitu kelompok I “Pejabat negara yang bejat” dan kelompok II yaitu “Rakyat Indonesia yang melarat”. Berdasarkan dua kelompok data yang sejenis di atas, guru mengajak siswa untuk memberi nama masalah sesuai dengan kelompok data itu. Maka masalah I siswa bisa menamakannya “pejabat bejat” dan masalah II “rakyat melarat”
Selanjutnya guru akan menggiring siswa untuk merumuskan tema yang terdapat dalam puisi tersebut. Maka, dengan sendirinya siswa akan berusaha merumuskan tema tersebut. Kemudian guru menyuruh siswa untuk menyebutkan rumusan-rumusan tersebut. Rumusan tersebut adalah data-data yang menjadi inti permasalahan dalam puisi misalkan
1. sikap pejabat negara
2. keadaan Indonesia yang krisis/miskin
3. nasib rakyat Indonesia
4. perilaku orang terhadap rakyat kecil
5. hukum yang tidak adil
6. dan lain-lain
2.5 Menganalisis Data
Menganalisis data adalah langkah lanjutan dari penamaan kategori masalah yang bertujuan untuk merumuskan tema. Artinya, sebelumnya siswa sudah dapat merumuskan tema yang terdapat dalam puisi. Kemudian pada tahap ini, rumusan-rumusan yang sudah dihasilkan akan didiskusikan. Untuk mengawali diskusi, guru bisa bertanya terlebih dahulu. Misalkan “anak-anak, tadi kalian sudah dapat merumuskan tema yang terdapat dalam puisi “Presiden Boleh Pergi-Presiden Boleh Datang” sekarang silahkan kalian tentukan tema yang tepat dari pusis itu berdasarkan rumusan yang sudah kalian buat”. Dengan ini siswa akan menjawab pertanyaan gutunyanya.
Kemungkinan-kemungkinan tema yang akan muncul dari jawaban siswa di antaranya
1. tema yang diangkat yaitu kebejatan pejabat yang tidak mempedulikan rakyatnya
2. temanya dua yaitu 1) Pejabat negara yang bejat dan serakah. 2) Nasib rakyat yang miskin yang sengsara
3. pejabat negara tidak mau memperhatikan nasib bangsa, hanay mementingkan diri sendiri, sehingga Indonesia miskin dan menimbulkan kesengsaraan pada rakyatnya.
4. dan lain-lain.
Namun, karena sudah pasti rumusan temanya maka tema-tema yang dilontarkan siswa tidak akan jauh dari rumusan tersebut.
Kemudian setelah itu, guru memberi cermah singkat menyangkaut tema-tema yang sudah dilontarkan oleh siswa, guru memberi penguatan-penguatan tema yang cocok untuk puisinya. Ini hanya untuk mendukung pemahaman siswa terhadap puisi tersebut, artinya guru tidak memaksakan pendapat kepada siswanya, hanya guru mendukung pendapat siswa menjadi lebih tepat.
2.6 Penggeneralisasian data
Tahap ini adalah tahap penyimpulan data yang sudah dikumplkan hingga dianalisis, sehingga menghasilkan satu putusan yaitu tema yang ditemukan
Secara garis besar, tema yang diangkat dalam puisi tersebut yaitu
Tema | Landasan Tumpu | Bahasa |
1. Pejabat negara yang bejat 2. Nasib rakyat melarat | - Mereka tidak mengalami guncangan yang berat Yang selalu terapung di atas gelombang - Seseorang dianggap tak bersalah sampai dia dibuktikan hukum bersalah - Seorang pegawai tinggi gajinya satu setengah juta rupiah Di garasinya ada Volvo hitam, BMW abu‐abu, Honda metalik, dan Mercedes merah Anaknya sekolah di Leiden, Montpellier dan Savana Rumahnya bertebaran di Menteng, Kebayoran dan macam‐macam indah Setiap semester ganjil istri terangnya belanja di Hongkong dan Singapura Setiap semester genap istri gelapnya liburan di Eropa dan Afrika Anak‐anaknya .... Anak‐anaknya pegang dua pabrik, tiga apotik dan empat biro jasa Selain sepupu dan kemenakannya buka lima toko onderdil, lima biro iklan, dan empat pusat belanja - Ketika rupiah anjlok terperosok, kepeleset macet dan hancur jadi bubur, dia, hah! dia ketawa terbahak‐bahak karena depositonya dolar Amerika semua Krisis makin menjadi‐jadi Di mana‐mana orang antri Maka 100 kotak kantong plastik hitam dia bagi‐bagi Isinya masing‐masing: Lima genggam beras, empat cangkir minyak goreng, dan tiga bungkus mie cepat jadi Peristiwa murah hati ini diliput dua menit di kotak televisi dan masuk koran halaman lima pagi sekali | Pejabat negara yang bejat, serakah, yang hanya mementingkan diri sendiri dan keluarganya saja tanpa memepedulikan nasib rakyat yang miskin dan sengsara. Keadaan bangsa Indonesia yang miskin, serta rakyatnya yang hidup melarat tidak dipedulikan oleh pemerintah |
2.7 Menghimpun data-data penunjang
Tahap ini merupakan tahapan untuk menggiring siswa lebih kritis lagi dalam berfikir. Caranya yakni guru memberi pertanyaan kepada siswa yang di awali dengan kata tanya mengapa? Ini dimaksudkan agar jawaban-jawaban siswa itu detail, jawaban yang detail melatih siswa lebih kreatif dan tentunya bersikap kritis.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada siswa jika membelajarkan puisi “Presiden Boleh Pergi-Presiden Boleh Datang” di antaranya yaitu
1. “Mengapa penyair memilih tema kebejatan pejabat dan kemelaratan rakyat?”
2. “Mengapa penyair peduli sekali dengan keadaan yang terjadi di bangsa?”
2.8 Data Khusus
Data khusus ini yaitu membandingkan puisi yang sedang dibelajarkan dengan puisi-puisi lainya dari pengarang yang lain. ini berfungsi untuk menguatkan pemahaman siswa terhadap puisi yang sedang dipelajari dan puisi-puisi lain yang sudah dibaca sebelumnya oleh siswa.
Pelaksanaannya yaitu guru bertanya kembali kedapa siswa tentang apakah siswa sudah membaca puisi-puisi lain selain karya Taufik Ismail. Jawabannya tentu dua yaitu sudah dan belum, namun kita ambil opsi terbaik yaitu sudah, bahwa siswa sudah membaca puisi selain karya taufik Ismail seperi Chairil Anwar, MH Ainun Najib, dan Sapardi Joko Damono. Berikut deskripsinya
No | Penyair | Tema | Landasan tumpu | Kesimpulan |
1 | Cairil Anwar | Individualis | Puisi “Aku, Cintaku Jauh Di Pulau, Aku berada kembali, rumahku” | Sajak-sajak Chairil Anwar banyak menggunakan lirik “Aku” |
2 3 | M.H Ainun Najib Sapardi Joko Damono | Religius sosialis | Puisi “Begitu engkau bersujud, Doa sehelai daun kering, ikrar, ketika engkau bersembahyang, Kita Memasuki pasar riba tahajjud cinta” Puisi “cermin, mata pisau, perahu kertas, peristiwa pagi tadi tentang matahari” | Sajak-sajak karya M.H Ainun Najib banyak yang berbau religi Sajak-sajak Sapardi Joko Damono banyak mengisahkan tentang kehidupan sosial |
3. Penutup
Demikian deskripsi model pembelajaran Taba untuk membelajarkan puisi di SMA berikut dengan penerapannya sudah saya paparkan di atas. Saya berharap paparan-paparan di atas bisa dipraktekkan langsung di kelas, sehingga tidak sekedar wacana di atas kertas.
Daftar Pustaka
Lampiran: Puisi
PRESIDEN BOLEH PERGI
PRESIDEN BOLEH DATANG
Sebuah orde tenggelam
sebuah orde timbul
tapi selalu saja ada suatu lapisan masyarakat di atas gelombang itu
selamat
Mereka tidak mengalami guncangan yang berat
Yang selalu terapung di atas gelombang
Seseorang dianggap tak bersalah sampai dia dibuktikan hukum bersalah
Di negeri kami ungkapan ini begitu indah
Kini simaklah sebuah kisah
Seorang pegawai tinggi gajinya satu setengah juta rupiah
Di garasinya ada Volvo hitam, BMW abu‐abu,
Honda metalik, dan Mercedes merah
Anaknya sekolah di Leiden, Montpellier dan Savana
Rumahnya bertebaran di Menteng, Kebayoran dan macam‐macam indah
Setiap semester ganjil istri terangnya belanja di Hongkong dan Singapura
Setiap semester genap istri gelapnya liburan di Eropa dan Afrika
Anak‐anaknya ....
Anak‐anaknya pegang dua pabrik, tiga apotik dan empat biro jasa
Selain sepupu dan kemenakannya buka lima toko onderdil,
lima biro iklan, dan empat pusat belanja.
Ketika rupiah anjlok terperosok, kepeleset macet dan hancur jadi bubur,
dia, hah!
dia ketawa terbahak‐bahak karena depositonya dolar Amerika semua
Sesudah matahari dua kali tenggelam di langit Barat,
jumlah rupiahnya melesat sepuluh kali lipat
Krisis makin menjadi‐jadi
Di mana‐mana orang antri
Maka 100 kotak kantong plastik hitam dia bagi‐bagi
Isinya masing‐masing:
Lima genggam beras, empat cangkir minyak goreng,
dan tiga bungkus mie cepat jadi.
Peristiwa murah hati ini diliput dua menit di kotak televisi
dan masuk koran halaman lima pagi sekali
Gelombang mau datang,
Datang lagi gelombang setiap bah air pasang
Dia senantiasa terapung di atas banjir bandang
Banyak orang tenggelam toh mampu timbul lagi
lalu ia berkata sambil berdiri:
Yaaa... masing‐masing kita kan punya rejeki sendiri‐sendiri
Seperti bandul jam bergoyang‐goyang kekayaan misterius mau diperiksa
Kekayaan... tidak jadi diperiksa
Kakayaan... mau diperiksa
Kekayaan... tidak jadi diperiksa
Kekayaan... mau diperiksa
Kekayaan... tidak jadi diperiksa
Kekayaan... harus diperiksa
Kekayaan... tidak jadi diperiksa
0 komentar:
Posting Komentar